BALIKPAPAN – Mengenal Tim Tactical Ship Boarding Ditpolairud Polda Kaltim yang dibentuk secara khusus untuk menangani berbagai tindak kejahatan di perairan.
Tim Tactical ini tidak dimiliki semua jajaran Ditpolairud di Indonesia. Namun Polda Kaltim merupakan salah satunya yang mampu mengelola tim khusus untuk menangani berbagai ancaman dan kondisi.
Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Kaltim, AKBP Teguh Nugroho menuturkan, tim yang dibentuk sejak 2022 ini difokuskan untuk menghadapi segala ancaman dan gangguan pembangunan IKN di wilayah perairan.
Tujuannya, kata dia, tak bukan demi menciptakan situasi keamanan sekaligus ketertiban masyarakat yang kondusif.
“Tim ini memang sudah kita mulai latih lagi dan sudah kita persiapkan atas arahan dari Pak Direktur karena memang menghadapi tantangan dibalik pembangunan IKN,” ucap Teguh.
Dia merincikan, tim yang beranggotakan 15 personel ini memiliki 4 sub satuan kerja yang terdiri dari tim penindakan, tim patroli, tim intelijen, dan tim SAR.
Keempat tim ini memiliki kemampuan khusus dibanding personel polairud pada umumnya, seperti menembak, menyelam, dan lain sebagainya.
Pelatihannya pun intens, setidaknya sebulan sekali.
Dalam setiap pelatihan, para personel tim khusus ini dihadapkan dengan berbagai ancaman di atas kapal.
Lokasi berlatihnya pun belum tentu sama.
Semisal, kata Teguh, bisa kapal tanker, kapal penumpang, atau kapal barang.
Tentunya dengan tingkat kerumitan yang bervariasi.
“Sebelumnya tim tactical ini pernah dilatihkan dengan Navy Shield asal Amerika di Tarakan. Lalu (hasilnya) kita modifikasi, karena pendekatan militer dengan pendekatan kepolisian itu sangat berbeda,” paparnya.
Ketika konsep militer lebih kepada membunuh sasaran, sambung Teguh, maka Tim Tactical Ship Boarding ini lebih menonjol ke arah melumpuhkan sasaran.
Maka dari itu, baik kemampuan teknis dan taktis yang dimiliki tim ini tentunya dilatih sedemikian intens agar mampu merespon peristiwa tindak kriminalitas sewaktu-waktu.
“Karena dengan adanya IKN ini, 80 persen kegiatan pembangunan akan mengandalkan perairan untuk distribusi logistik,” cetusnya.
Meski begitu, dia menjelaskan, tim ini tidak diturunkan setiap ada tindak pidana. Menurut Teguh, tim diterjunkan sesuai dengan eskalasi kasus yang ditangani.
Diantaranya seperti perompakan, penyanderaan, terorisme, radikalisme, maupun tindak pidana lain yang membahayakan keamanan perairan dan masyarakat di atas air.
“Manakala ancamannya tidak terlalu besar, cukup tim intel yang turun. Tapi kalau perampokan kapal, kemudian perompakan yang sampai ada penyanderaan, maka tim tactical diturunkan. Jadi sesuai kadar ancamannya,” urai Teguh lagi.
Dengan keberadaan Tim Tactical Ship Boarding ini, Teguh optimis keamanan di perairan Kalimantan Timur bisa terkendali.
Sehingga pembangunan IKN, khususnya pada sektor distribusi logistik bisa berjalan kondusif.
Disinggung kasus yang sampai harus menurunkan tim khusus ini, Teguh mengakui belum pernah ada.
Dari sub tim yang sering diturunkan, ialah tim SAR untuk membantu jika ada korban dan pencarian terhadap orang hilang.
“Sejauh ini belum pernah sampai ada ancaman yang sekiranya perlu menurunkan tim tactical keseluruhan. Tapi jika terjadi, kita sudah siap menghadapi itu,” tegasnya.
Humas Polda Kaltim.